Satu-satunya Produksi Rumahan Tembakau di Desa Klayusiwalan

  • Oct 01, 2021
  • klayusiwalan
  • POTENSI DESA, PRODUK DESA

Klayusiwalan-batangan.desa.id. Bapak Sukardi (50) merupakan satu-satunya warga desa Klayusiwalan yang memproduksi tembakau. Beliau bekerja sebagai tukang batu dan usaha produksi tembakau hanya sebagai usaha sampingan. Beliau adalah satu-satunya petani tembakau di desa Klayusiwalan. [caption id="attachment_1265" align="alignnone" width="300"] Foto bersama istri dari bapak Sukardi[/caption] Sudah dua tahun beliau menekuni usaha produksi rumahan tembakau. Beliau memilih bibit tanaman tembakau sendiri dari pengepul bibit. Sedangkan untuk penanaman bibit, perawatan tanaman, memanen, hingga memproduksi, beliau dibantu oleh istrinya. [caption id="attachment_1266" align="alignnone" width="300"] Mahasiswa KKN-IK IAIN Kudus turut serta membantu dalam panen tembakau.[/caption] Tanaman tembakau sebaiknya ditanam di akhir musim hujan (bulan maret-april) agar dapat di panen pada puncak musim kemarau (bulan agustus). Waktu olah tanah minimal 35 hari sebelum tanam (H-35) sedangkan masa tanamnya 100-120 hari. Setelah tiga bulan tembakau bisa dipanen. Biasanya daun tembakau dipanen 2 hari sekali, tergantung cuaca. Jika terkena hujan maka daun tembakau akan berwarna hijau muda kembali. Cara memanennya dengan memetik 2 atau 3 lembar daun pertanaman yang sudah berwarna kuning. Kemudian hasil panen langsung dibawa ke rumah untuk di giling menggunakan mesin giling. Hasil gilingan tembakau, kemudian dikeringkan di bawah terik matahari dengan menggunakan alas kayu yang berlobang agar panas dapat terserap secara menyeluruh. Dalam proses pengeringan dibutuhkan waktu dua atau tiga hari. Tembakau yang sudah kering dimasukkan dan dikumpulkan ke dalam plastik berukuran besar. [caption id="attachment_1267" align="alignnone" width="300"] Proses pengeringan tembakau.[/caption] Bapak Sukardi biasanya menjual hasil tembakau ke Gudang Sadana Rembang. Harga tembakau 25 ribu perkilo, tergantung dari kualitas tembakau yang dihasilkan. "Kendala yang dihadapi ketika musim hujan biasanya sawah terkena banjir dan hama ulat. Jadi hasilnya kurang bagus, karena tanaman tembakau itu sangat membutuhkan panas matahari." Ujar bapak Sukardi. Walaupun begitu menurut bapak Sukardi dari hasil penjualan sudah lumayan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari sebagai usaha sampingan. Harapan beliau semoga kedepannya dapat memperbesar usaha miliknya. [caption id="attachment_1268" align="alignnone" width="300"] Mahasiswa KKN-IK IAIN Kudus turut serta membantu dalam proses pengeringan tembakau.[/caption]   No. WA: 082325447205